Makanan berlemak sering diartikan sebagai penyumbang utama kolesterol, terutama kolesterol "jahat" atau low density lipoprotein(LDL) di dalam darah. Namun sebenarnya makanan hanya menyumbang sekitar 20 persen dari total kadar kolesterol dalam darah.
Dokter spesialis jantung dan pembuluh darah Rumah Sakit Sahid
Sahirman dr. Aulia Sani mengungkapkan, penyumbang terbesar kolesterol di
dalam darah sejatinya adalah organ hati, yaitu sebanyak 80 persen.
Dengan kata lain, sebagian besar kolesterol dihasilkan dari dalam
tubuh. Hanya saja, imbuh Aulia, kemampuan untuk menentukan banyak atau
sedikitnya produksi kolesterol tergantung dari masing-masing individu.
"Biasanya tergantung faktor keturunan dan gaya hidup," papar mantan
Direktur Utama Pusat Jantung Harapan Kita dalam konferensi pers di
Jakarta, Selasa (18/6/2013).
Faktor keturunan untuk produksi kolesterol tinggi dalam tubuh terjadi
pada artis dan presenter Erwin Parengkuan yang ikut hadir dalam
konferensi pers tersebut. Ia mengaku sangat pemilih dalam soal makanan.
Ia selalu menghindari makanan tinggi lemak, berpengawet, ataupun
berwarna kimia.
Namun ia terkejut kadar kolesterol total dalam darahnya ternyata
cukup tinggi, yaitu 206 mg/dL. Diketahui kadar kolesterol total
seharusnya kurang dari 200 mg/dL.
"Saya periksakan ke dokter, dan dikatakan kolesterol saya tinggi
akibat faktor keturunan. Poinnya, makan sehat yang selama ini saya
jalankan ternyata belum cukup untuk menjaga kadar kolesterol saya tetap
normal," tuturnya.
Ia pun disarankan untuk menjalankan olahraga teratur, minimal tiga
kali seminggu dengan waktu minimal 30 menit. Olahraga yang disarankan
berupa berjalan kaki yang memiliki gerakan yang stabil. Selain itu,
Erwin juga disarankan mengonsumsi obat penurun kolesterol.
Kolesterol merupakan senyawa lemak kompleks atau lipid yang bentuknya
serupa serpihan lilin yang berwarna putih kekuningan. Kolesterol
sebenarnya diperlukan oleh tubuh untuk membantu membran sel, membentuk
asam empedu yang mencerna makanan di usus, membentuk vitamin D dan
hormon-hormon seperti estrogen pada wanita dan testosteron pada pria.
Kendati demikian, kolesterol juga ada yang bersifat "jahat", yaitu
LDL. Kolesterol ini membawa lemak dari hati ke jaringan sehingga dapat
memicu penumpukan lemak di jaringan. LDL yang tinggi di dalam darah
diketahui merupakan salah satu faktor risiko dari penyakit
kardiovaskular.
"Maka gaya hidup seperti tidak merokok dan olahraga teratur sangat
berpengaruh terhadap kadar kolesterol total dalam tubuh," pungkas Aulia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar