Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan PBB atau
United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization
(UNESCO) akhirnya menetapkan kawasan Kaldera Gunung Batur di Kintamani,
Kabupaten Bangli, Bali, sebagai bagian dari Global Geopark Network
(GGN) atau jaringan taman bumi global. Penetapan tersebut dilakukan
saat Konferensi Geopark Eropa ke-11 di Geopark Auroca, Portugal pada 20
September lalu.
Masuknya obyek wisata Kaldera Batur sebagai taman
bumi global (GGN) akan memberikan dampak positif bagi peningkatan
kunjungan wisatawan ke Indonesia, khususnya Bali, pada tahun-tahun
mendatang.
Ditetapkannya kawasan Kaldera Gunung Batur sebagai
bagian dari Global Geopark Network (GGN) setelah melalui perjuangan
panjang sekitar 4 tahun. "Tim ahli dari UNE SCO tahun lalu sudah
meninjau langsung ke Kaldera Batur dan kawasan Karst Pacitan Jawa Timur
yang siap kita ajukan, tetapi baru tahun ini Batur yang ditetapkan dalam
GGN," kata Dirjen Pengembangan Destinasi Pariwisata (Ditjen PDP)
Kemenparekraf Firmansyah Rahim.
Firmansyah mengatakan, Penetapan geopark
ini merupakan penghargaan dari UNESCO terhadap pengelola taman bumi
yang mampu melaksanakan pelestarian geologi dan sekaligus
memanfaatkannya sebagai daya tarik wisata.
Keberadaan kegiatan
wisata di kawasan itu dapat meningkatkan kesejahteraan, melibatkan dan
memberdayakan masyarakat sekitar serta memberikan edukasi dan akselerasi
secara bersamaan kepada wisatawan yang berkunjung ke obyek wisata geopark. Indonesia saat ini tengah memperjuangkan kawasan geopark lainnya agar diakui UNESCO.
Kaldera Gunung Batur merupakan salah satu kawasan geopark
yang diusulkan Indonesia ke UNESCO, di samping lima calon lainnya yakni
Danau Toba, Merangin, Gunung Rinjani, Raja Ampat, dan Kawasan Kars
Sewu. Dengan masuknya geopark kita dalam GGN, secara otomatis
akan dipromosikan ke seluruh dunia, kataAchyaruddin sebagai salah satu
delegasi Indonesia dalam konferensi Geopark Auroca, Portugal 2012.
Kawasan Kaldera Gunung Batur yang telah ditetapkan sebagai taman bumi (geopark)
global saat ini tengah dikembangkan dalam program DMO (Destination
Management Organization) atau tatakelola destinasi dengan melibatkan
partisipasi seluruh stakeholder termasuk masyarakat dari 15 desa yang ada di kawasan Kaldera Gunung Batur.
Diharapkan
melalui tatakelola destinasi pariwisata (DMO) tersebut kawasan wisata
Kaldera Gunung Batur makin berkembang dan terjaga kelestariannya, serta
mensejahterakan masyarakat setempat melalui kegiatan pariwisata.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar